Dari
postingan sebelumnya saya sudah janji mau bahas tentang “lentera jiwa”. Sebuah tulisan
karya Andy Noya yang benar-benar melekat
kuat di ingatan saya. Karena apa yang tertulis dalam tulisan itu menggambarkan
apa yang saya rasakan secara tidak langsung. Dalam tulisan itu saya mengambil
sebuah kesimpulan bahwa “lentera jiwa” adalah sesuatu hal yang kamu jalani
haruslah sesuatu yang benar-benar kamu inginkan dan kamu bahagia menjalani hal
itu. Gampangnya gini deh ya…misalkan kamu dari kecil pengen banget jadi dokter dan
ketika kamu uda lulus SMA kamu berhasil masuk di fakultas kedokteran. Kamu belajar
dengan baik dan menganggap belajar ilmu kedokteran itu sebagai hal yang sangat menyenangkan
meski untuk sebagian orang hal itu sangatlah sulit. Itu artinya kamu telah
menemukan “lentera jiwamu”.
Namun
tak semua orang bisa dengan mudah “Lentera jiwa” . sebagian orang terjebak
dalam sebuah pilihan-pilihan yang sangat sulit. Hingga terkadang membuat mereka
tidak berani mengambil sebuah keputusan sesuai dengan “kata hati” dan lebih
memilih tetap berada di zona aman meski kadang zona aman itu tidak membuat
mereka happy. Ya dan hal itu terjadi pada diri saya sendiri saya lebih memilih
zona aman dengan tetap melanjutkan kuliah saya sekalipun saya tidak
menyukainya. Saya memilih zona aman itu karena saya tidak mau dibilang “anak
nakal” dan sampai sekarang pun saya masih belum berani keluar dari zona aman
itu karena terlalu banyak resiko yang mungkin harus saya hadapi. Itulah mengapa
sampai saat ini saya masih belum menemukan “lentera jiwa”. Namun saya tanamkan
dalam otak saya bahwa satu saat nanti saya harus keluar dari zona aman dan
menemukan “lentera jiwa”
Namun
saya salut dengan orang-orang yang berani keluar dari zona aman itu dan
menemukan “lentera jiwa” . Itu artinya mereka berani menerima tantangan yang
tak terduga, berani membuat keputusan yang besar dalam hidup mereka, dan berani
menerima banyak komentar dari kanan-kiri mulai dari komentar menyenangkan
sampai yang menyakitkan hati. Contohnya nih ya terjadi sama om saya. Om saya
itu adalah salah satu pegawai di bank swasta yang jelas pasti gajinya lumayan
banyak dan pada satu waktu om saya
memutuskan untuk berhenti bekerja jadi pegawai dan lebih memilih bekerja
wiraswasta. Kebayang dong gimana komentar kanan-kiri tentang hal ini. Tapi kata
om saya bilang gini “aku lebih suka kerja wiraswasta dari pada jadi pegawai dan
ternyata gajinya lebih banyak ”. Kisah lain yang saya kutip dari tulisan Andy
Noya adalah kisah tentang Bara Patirajawane anak diplomat lulusan hubungan
internasional yang lebih memilih menjadi seorang koki daripada menjadi seorang
diplomat sesuai dengan apa yang dicita-citakan orang tuanya. Karena dia merasa
bahwa dia lebih mencintai pekerjaanya sebagai seorang koki dan sekarang dia
sudah menjadi koki terkenal dan menjadi pemandu memasak di beberapa acara di televisi
dan sekarang sudah mempunyai restoran sendiri.
Sungguh
sangat beruntung bagi orang-orang yang merasa bahagia menjalani pekerjaanya. Menganggap
bahwa pekerjaan atau hal mereka jalani saat ini adalah sesuatu yang
menyenangkan dan mereka menjalani itu tanpa beban. Ketika seseorang mampu
melakukan hal itu maka itu artinya mereka telah menemukan “lentera jiwa”. Dan bagi
mereka yang masih berada di “zona aman” semoga saja segera berani mengambil
sebuah keputusan besar sehingga mampu menemukan “lentera jiwa” (termasuk saya
hehe). Lentera jiwa adalah arah yang akan kita ikuti sesuai dengan panggilan
hati….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar