Sabtu, 11 Januari 2014

"Lentera Jiwa"




                Dari postingan sebelumnya saya sudah janji mau bahas tentang “lentera jiwa”. Sebuah tulisan karya Andy Noya yang benar-benar  melekat kuat di ingatan saya. Karena apa yang tertulis dalam tulisan itu menggambarkan apa yang saya rasakan secara tidak langsung. Dalam tulisan itu saya mengambil sebuah kesimpulan bahwa “lentera jiwa” adalah sesuatu hal yang kamu jalani haruslah sesuatu yang benar-benar kamu inginkan dan kamu bahagia menjalani hal itu. Gampangnya gini deh ya…misalkan kamu dari kecil pengen banget jadi dokter dan ketika kamu uda lulus SMA kamu berhasil masuk di fakultas kedokteran. Kamu belajar dengan baik dan menganggap belajar ilmu kedokteran itu sebagai hal yang sangat menyenangkan meski untuk sebagian orang hal itu sangatlah sulit. Itu artinya kamu telah menemukan “lentera jiwamu”.

                Namun tak semua orang bisa dengan mudah “Lentera jiwa” . sebagian orang terjebak dalam sebuah pilihan-pilihan yang sangat sulit. Hingga terkadang membuat mereka tidak berani mengambil sebuah keputusan sesuai dengan “kata hati” dan lebih memilih tetap berada di zona aman meski kadang zona aman itu tidak membuat mereka happy. Ya dan hal itu terjadi pada diri saya sendiri saya lebih memilih zona aman dengan tetap melanjutkan kuliah saya sekalipun saya tidak menyukainya. Saya memilih zona aman itu karena saya tidak mau dibilang “anak nakal” dan sampai sekarang pun saya masih belum berani keluar dari zona aman itu karena terlalu banyak resiko yang mungkin harus saya hadapi. Itulah mengapa sampai saat ini saya masih belum menemukan “lentera jiwa”. Namun saya tanamkan dalam otak saya bahwa satu saat nanti saya harus keluar dari zona aman dan menemukan “lentera jiwa”

                Namun saya salut dengan orang-orang yang berani keluar dari zona aman itu dan menemukan “lentera jiwa” . Itu artinya mereka berani menerima tantangan yang tak terduga, berani membuat keputusan yang besar dalam hidup mereka, dan berani menerima banyak komentar dari kanan-kiri mulai dari komentar menyenangkan sampai yang menyakitkan hati. Contohnya nih ya terjadi sama om saya. Om saya itu adalah salah satu pegawai di bank swasta yang jelas pasti gajinya lumayan banyak  dan pada satu waktu om saya memutuskan untuk berhenti bekerja jadi pegawai dan lebih memilih bekerja wiraswasta. Kebayang dong gimana komentar kanan-kiri tentang hal ini. Tapi kata om saya bilang gini “aku lebih suka kerja wiraswasta dari pada jadi pegawai dan ternyata gajinya lebih banyak ”. Kisah lain yang saya kutip dari tulisan Andy Noya adalah kisah tentang Bara Patirajawane anak diplomat lulusan hubungan internasional yang lebih memilih menjadi seorang koki daripada menjadi seorang diplomat sesuai dengan apa yang dicita-citakan orang tuanya. Karena dia merasa bahwa dia lebih mencintai pekerjaanya sebagai seorang koki dan sekarang dia sudah menjadi koki terkenal dan menjadi pemandu memasak di beberapa acara di televisi dan sekarang sudah mempunyai restoran sendiri.

                Sungguh sangat beruntung bagi orang-orang yang merasa bahagia menjalani pekerjaanya. Menganggap bahwa pekerjaan atau hal mereka jalani saat ini adalah sesuatu yang menyenangkan dan mereka menjalani itu tanpa beban. Ketika seseorang mampu melakukan hal itu maka itu artinya mereka telah menemukan “lentera jiwa”. Dan bagi mereka yang masih berada di “zona aman” semoga saja segera berani mengambil sebuah keputusan besar sehingga mampu menemukan “lentera jiwa” (termasuk saya hehe). Lentera jiwa adalah arah yang akan kita ikuti sesuai dengan panggilan hati….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar